Pramuka Masih Eksis Gitu Loh...

Hari gini masih ikutan pramuka? Lontaran pertanyaan seperti ini masih sering dilontarkan kalau ada anak-anak SMP/SMA yang giat berkutat dengan kepramukaan. Padahal, dari pramuka, banyak nilai yang bisa dipetik, mulai dari ketekunan, kesetiakawanan, keterampilan, sampai pengalaman organisasi.

Coba saja lihat kegiatan teman-teman dari 26 SMA dan SMK di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang yang sibuk berlomba selama 3-4 April. Mereka mengadu kemampuan dalam Lomba Keterampilan dan Ketangkasan yang diselenggarakan SMAN 1 Salatiga. Peserta lomba ini terdiri atas 13 sangga (kelompok) putra dan putri.

Pada hari pertama mereka unjuk kemampuan akademik dengan mengisi soal dan bercerita dalam bahasa Inggris. Tema yang diangkat mengenai cerita rakyat dari Jawa Tengah. Selain itu, ada juga lomba teknologi tepat guna dengan tema botol plastik. Jadilah, ada yang membuat antena maupun alat budidaya tanaman dari limbah plastik itu.

Sementara pada hari kedua, mereka sudah harus berjalan kaki sejauh 14 kilometer dengan berhenti di empat pos yang akan dilewati. Di sana mereka harus menyelesaikan tugas, antara lain halang rintang, meniti tali, dan baris berbaris. "Asyik sekali lombanya. Soalnya banyak yang menantang," tutur Dwi Puji Astuti (16), perwakilan SMKN 2 Salatiga. Dwi mewakili timnya untuk memanjat dan meluncur menggunakan tali di ketinggian sekitar enam meter.

Komentar senada juga datang dari Erico Cahya (16), tim dari SMAN 2 Salatiga. Menurut Erico, tugas halang rintang menjadi pos yang paling menantang. Erico harus bersusah payah bersama timnya yang berjumlah tujuh orang untuk menyelesaikan tugas laiknya outbond.

Keasyikan ini yang membuat masih ada anak-anak SMA yang tetap menekuni pramuka. M Boing Norta Ellyadi (17), siswa kelas XI SMAN 1 Salatiga, termasuk seorang di antaranya. Saat ia kelas X, pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib, sehingga ada sekitar 300 siswa seangkatan Boing yang ikut pramuka. Namun, memasuki kelas XI, jumlahnya tinggal 40 orang. "Kadang sih suka ditanya temen. Ngapain ikutan pramuka. Dibilang enggak gaul. Tapi cuek saja, soalnya banyak yang bisa didapat dari sini," kata Boing.

Upaya untuk mempertahankan pramuka tetap eksis ini yang mendorong penyelenggaraan Lomba Keterampilan dan Ketangkasan (LKK). Menurut Ketua Panitia LKK SMAN 1 Salatiga, Chorintan Prabelia, kegiatan ini menjadi wadah agar para pramuka tingkat SMA tetap merasa bersemangat. Apalagi, saat ini pramuka di kalangan remaja sudah tidak setenar belasan atau puluhan tahun lalu.

"Walaupun sudah tidak seperti dahulu, tetapi pramuka tetap eksis," ujar Chorintan.
Revitalisasi Pramuka Jadi 'Sasaran'
Upaya revitalisasi yang dicanangkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dalam rangka mengembangkan gerakan kepramukaan perlu menyasar lingkup yang tepat.

"Lingkup yang terkait revitalisasi pramuka seperti organisasi, personal, infrastruktur, program," ungkap Pelaksana Harian Deputi Bidang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda Kemenpora RI, Sudradjat Rasid, Kamis (3/6/2010), di Jakarta.

Ia menilai pembaharuan gerakan kepramukaan di tingkat organisasi harus menjangkau semua tingkatan organisasi kepanduan mulai dari tingkat nasional hingga di bawahnya. "Sementara di tingkat personal, pelatih juga perlu memiliki wawasan luas agar penyampaian materi kepramukaan dapat menarik minat pemuda," ungkap Sudradjat.

Di bidang infrastruktur, lanjutnya, perlu adanya sarana prasarana di tiap kecamatan hingga kabupaten/kota untuk melaksanakan jambore atau kegiatan yang dekat dengan alam.

Sudradjat menuturkan untuk bidang program harus dicari suatu metoda yang mampu membedakan anak yang ikut pramuka dengan yang tidak. "Pada dasarnya pramuka ini bertujuan mulia untuk membentuk karakter yang ramah, analitis, kreatif, dinamis, dan mampu memimpin dirinya serta orang lain," ungkapnya di hadapan para penggiat gerakan kepramukaan.

PRAMUKA Berperan Cegah Kaum Muda Ketagihan Rokok
Diwujudkan Dalam bentuk SK Ketua Kwarnas
Jakarta, Pramuka Online - Hidup di lingkungan yang bersih menjadi dambaan dan tuntutan bagi semua pihak. Fenomena ini ditandai dengan banyaknya tuntutan dari berbagai kalangan untuk hidup di lingkungan yang bersih tanpa ada pencemaran.
Demikian pula, hak untuk menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok telah menjadi perhatian dunia. Namun dipihak lain iklan dari produsen rokok kian gencar menghiasi televisi, jalan-jalan protokol atau taman-taman kota. Tantangan yang cukup berat bagi pemerhati lingkungan dalam menperjuangkan hidup bersih dan sehat, terutama memberi pengertian kepada pecandu berat konsumsi rokok.
Menurut WHO diperkirakan tahun 2030 tingkat kematian dunia akibat konsumsi rokok akan mencapai 10 (sepuluh) juta orang setiap tahunnya dan sekitar 70% terjadi di Negara berkembang termasuk Indonesia. Banyak juga kalangan menyebutkan, bahwa usia perokok di Indonesia semakin tinggi, bahkan sudah merambah anak-anak dibawah umur, seperti anak-anak sekolah dasar (SD).
Rokok dan asap rokok merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Membasmi asap rokok tentu harus membasmi atau membatasi ruang perokok. Tidak mudah memang, tapi itu harus diperjuangkan dan perlu kerjasama semua pihak.
Gerakan Pramuka yang bertugas membina kaum muda Indonesia mempunyai peluang besar untuk mengatasi persoalan tersebut. Oleh karena itu, pada akhir bulan Desember 2007, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka bekerjasama dengan badan dunia WHO menyelenggarakan Training Of Trainers (TOT) Penanggulangan Masalah Rokok. TOT ini diikuti oleh para Pembina dan Pelatih Pembina Pramuka se-Jawa. Peran Pembina Pramuka benar-benar menjadi peran kunci dalam menjalankan tugas untuk memberikan penyadaran sejak dini kepada peserta didiknya. Upaya penanggulangan yang dimaksud di sini lebih ditekankan pada upaya pencegahan perilaku MEROKOK yang tidak saja mengganggu kesehatan bagi perokok juga bagi orang-orang di sekitarnya.
Sekretaris Jenderal Kwarnas, Dr. Joedyaningsih SW, M.Sc (PH) menegaskan bahwa, Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan kaum muda, sekaligus untuk mencegah agar dampak rokok tidak meluas di kalangan masyarakat khususnya anggota Gerakan Pramuka, Kwarnas mengeluarkan ketetapan dalam bentuk Surat Keputusan Ketua Kwarnas Nomor 095 tahun 2007 yang intinya memutuskan: (1) Pembina Pramuka, Pamong, Instruktur, Anggota Dewasa lainnya dan peserta didik tidak dibenarkan merokok pada saat kegiatan kepramukaan. (2) Setiap kegiatan kepramukaan apapun tidak dibenarkan melibatkan sponsorship, reklame, iklan dan sejenisnya dari perusahaan rokok dan turunannya. (3) Setiap kegiatan perkemahan Pramuka di semua tingkatan diupayakan Perkemahan Tanpa Asap Rokok. (4) Menciptakan kantor Kwartir di setiap tingkatan dan Gugusdepan tanpa asap rokok dan secara bertahap diwujudkan menjadi Kawasan Tanpa Rokok (KRT). (5) Setiap anggota Gerakan Pramuka wajib membantu mengambangkan wilayah atau Kawasan Tanpa Rokok. (6) Gerakan Pramuka bersama komponen bangsa lainnya untuk secara konsisten menyelamatkan kaum muda dari bahaya adiksi merokok dan turunannya.
Untuk itu, ujar Kak Joedy, tema yang diangkat pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) yang jatuh setiap tanggal 31 Mei 2008 relevan diperingati oleh Gerakan Pramuka, apalagi tema HTTS tahun 2008 yaitu "Tobacco Free Youth" dapat memberikan kontribusi positif yang baik bagi kaum muda Indonesia untuk berkampanye jangan mulai untuk merokok.
Begitu pentingnya arti sebuah kesehatan terutama pengaruh dari asap rokok, maka, Kwartir Nasional merasa sangat perlu menyelenggarakan acara ”Sarasehan Bebas Asap Rokok di Lingkungan Gerakan Pramuka” dengan menghadirkan narasumber antara lain DR. Kartono Mohamad yang membawakan materi ”Bahaya asap rokok dapat berawal dari rumah sendiri” dan Fuad Baradja (artis) penyampaian materi ”Kebiasaan merokok dalam masyarakat, khususnya kaum muda”
Harapan Pramuka adalah harapan kita semua dan oleh karenanya perlu mendapat dukungan penuh dari semua kalangan. Berhentilah merokok dari sekarang dan jangan coba-coba merokok bagi yang belum, dijamin hidup anda sehat, sejahtera serta lingkungan kita aman dan nyaman.
PERAN PRAMUKA TERHADAP GENERASI MUDA PRAMUKA DI ERA REFORMASI
Kepanduan atau pramuka adalah suatu medan gerak untuk anak atau peserta didik, oleh mereka dibawah pimpinan mereka sendiri, tempat kakak mereka(Pembina) memberikan kepada adik-adiknya suasana yang sehat dan menganjurkan agar mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang sehat,positif, inisiatif dan produktif yang akan membatu mereka dalam mengembangkan fungsi kewarganegaraan. Daya tarik yanbg kuat untuk mengenal alam di lingkungan hidup
Pembinanaan perseorangan (melalui kelompok kecil) lebih penting dari pada pembinaan massal, dalam hal perbaikan intelegensia, kekuatan jasmani dan karekter. Dalam pramuka bukan isi pelajaran yang terpenting guna melahirkan sesuatu secara benar, melainkan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang benar. Hal ini Nampak jelas dalam cara kerja regu dan pasukan penggalang. Mereka di bimbing untuk kerja sama dalam tim atau kelompok, regu atau rtegu kerja, kesempatan baik untuk bekerja sama mencapai suatu tujuan. Disitu tampak latihan berdemokrasi, bahkan itulah demokrasi Pancasila dalam prakteknya.
Jika kita megacu pada uraian arti kiasan lambang pramuka. Lambang pramuka yaitu nyiur, dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagai manapun juga. Apalagi sekarang sudah era globalisasi dan reformasi.
Gerakan serta semangat reformasi yang kini tengah terus bergulir menghendaki suatu perubahan tatanan baru dengan segala perbaikan, keselarasan dengan tuntuan yang lebih transparansi. Dilandasi dengan kejujuran, kebenaran, keadilan dan sementar disisi lain Gerakan Pramuka sebagai pelengkap pendidikan formal dan informal juga di tuntu ikut memberikan kontibusi positif terhadap lahirnya generasi baru di masa datang yang mampu diwarisi pesan-pesan moral reformasi.
Gerakan Pramuka tidak terkejut dan ikut latah tanpa arah. Karena sesuai dengan tujuannya Pramuka tetap eksis sebagai Gerakan Pendidikan Yang Nasionalis tanpa terpengaruh oleh berbagai perbedaan latar belakang. Format-format, visi dan misinya telah mengacu kepada perbaikan kondisi saat ini, demi terwujudnya Indonesia Baru.
Dewasa ini ada sebuah kenyataan yang teramat pahit atau mungkin juga sebuah cobaan dan tantangan yang teramat berat, ketika semakin banyak jumlah remaja penyandang masalah sosial. Mereka terjebak kedalam perilaku yang menyimpang dan telah lutut dan menghambakan dirinya kepada tata nilai asing. Mereka adalah saudara-saudara kita, yang berpotensi untuk menimbulkan berbagai problema sosial dimasyarakat. Di samping itu secara internal terdapat pula ketidak siapan mental dan rohani pada sebagian remaja, sehingga mereka gagal untuk mempertahankan diri dari pengaruh negative yang menyesatkan.
Gerakan Pramuka ditutut untuk menciptakan pesonanya sendiri, sehingga orang-orang muda lebih tertarik untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki, melalui wadah kepramukaan dengan kegiatan yang kreatif, educatif, inovatif dan penuh tantangan yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat kita.
Maka Gerakan Pramuka sangat merindukan eksistensi para anggota dewasanya dalam bembina, mengembangkan organisasi secara sukarela, dan terus menerus. Gerakan Pramuka sangat mendambahkan sebuah organisasi yang semakin mapan, semakin strategis, semakin antisipasi terhadap berbagai kendala, sehingga perjalanya mulus, lancar, dan sukses. Gerakan Pramuka sangat menginginkan tertibnya program pendidikan atau pelatihan baik bagi anak didik maupun anggota dewanya sehingga prosesnya lancer, tuntas dan berkualitas. Gerakan pramuka sangat mengharapkan bias mandiri dengan dana atau fasilitas yang pasti dan memadai.
Pramuka, Masihkah Milik Kita ?
Internalisasi Kembali Nilai – Nilai Kepramukaan
MENDENGAR kata pramuka, orang tentu berasumsi bulan Agustus, lantaran aktivitasya nyaris hanya bisa dilihat masyarakat pada bulan tersebut. Sedang bulan-bulan lain kata pramuka seolah hanya menjadi pengisi satu sudut kecil kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, yang tidak semua Gugus Depan aktif melaksanakannya.
Sekadar merefleksi saja, pramuka memang organisasi yang dari zaman kolonial sampai zaman yang reformasi 'diidolakan' oleh pemerintah. Simak saja berbagai upaya yang membangun pramuka secara holistik, baik dari segi usia maupun instansi pemerintah. Semua siswa usia 7-25 tahun dikelompokkan dalam kategori peserta didik, 25 tahun ke atas pembina, dan mereka yang usia lanjut dihimpun dalam Hiprada dan Pandu Wreda.
Tidak ketinggalan, di berbagai instansi dari kelurahan sampai pusat, para Kepala Kelurahan/ Kepala Desa, Camat, Bupati/Walikota, Gubernur, Presiden tidak bisa 'mengelak' untuk menjadi pramuka. Kepolisian dengan Saka Bhayangkara, Angkatan Laut dengan Saka Bahari, Angkatan Udara dengan Saka Dirgantara, Kehutanan dengan Saka Wana Bakti, Kesehatan dengan Saka Bakti Husada, Keluarga Berencana dengan Saka Kencana, Pariwisata dengan Saka Pandu Wisata, dan Saka-saka lain yang merupakan manifestasi pramuka dalam upaya memberikan pendidikan bagi generasi muda.
Parpol Pramuka?
Pada pertemuan pembina pramuka, saya pernah berkelakar andai saja pramuka jadi 'partai politik' barangkali dapat memenangkan pemilu. Alasan saya sederhana lantaran secara keanggotaan semua orang sudah pernah menjadi pramuka dan merasakan betapa kegiatan pramuka penuh nuansa 'ikhlas bakti bina bangsa berbudi bawa laksana'.
Sudah saya tebak sebelumnya bahwa ide guyon tersebut tidak mendapat sambutan. Semua pembina pramuka yang hadir menyatakan tidak sependapat dengan apa yang saya lontarkan. Bahkan ada yang menggapai serius berdirinya pramuka bukan untuk menyusun kegiatan yang menjurus ke partai politik namun lebih terfokus kepada pembinaan generasi muda.
Dalam benak 'umpan saya terpancing'. Apa yang saya lontarkan sebenarnya hanya sebuah pencerahan pemikiran lantaran sudah lama stakeholders pramuka hanya berpandangan homogen. Tidak pernah ada dinamika pemikiran yang merupakan refleksi dari perlunya pramuka untuk berwawasan ke depan memikirkan negeri Indonesia.
Dalam kondisi negara yang tidak menentu, apa yang dilakukan pramuka cenderung sama dengan kondisi negara sebelumnya. Simak saja berbagai kegiatan pramuka dari siaga, penggalang, penegak/ pandega, dan pembina selalu menampilkan aktivitas yang monoton. Para pembina pramuka hanya berpikir kegiatan pesta siaga, jambore, raimuna, dan karang pamitran dari zaman dulu sampai sekarang tanpa memiliki dinamika aktivitas yang heterogen.
Secara konsep sebenarnya tidak ada orang yang meragukan organisasi yang berlambang tunas kelapa tersebut. Hal ini lantaran keberadaannya cukup terbukti mampu mengakomodasi kekuatan dan aktivitasnya cenderung 'baik'. Hampir tidak pernah ada berita di media mengenai tindak kejahatan dan kriminal yang berlabel pramuka.
Yang menjadi bahan renungan barangkali bukankah para pelaku tindak kejahatan tersebut ketika sekolah juga pernah menjadi anggota pramuka? Nilai apakah yang mereka serap dan teladani dari kegiatan pramuka? Bukankah pramuka selalu berkampanye dengan untaian lagu: 'pramuka siapa yang punya, pramuka siapa yang punya, pramuka siapa yang punya, yang punya kita semua'. Kata 'kita' yang dimaksud adalah seluruh bangsa Indonesia.
Konsekuensi logis dari lagu tersebut adalah rasa handarbeni terhadap gerakan pramuka sehingga segala pikiran, ucapan, dan tindakan senantiasa berpedoman pada Tri Satya dan Dasa Darma. Realitas di lapangan belum sepenuhnya anggota gerakan pramuka mengamalkan nilai-nilai luhur tersebut.
Lihat saja tayangan iklan di televisi dengan setting pramuka yang memamerkan produk sepatu terkenal, tanda-tanda /atribut pramuka yang dikenakan tidak benar, seperti pemasangan tanda pelantikan pramuka 'laki-laki'. Hal serupa juga terulang pada penayangan sinetron Bidadari 2 yang mengambil setting kegiatan pramuka beberapa hari lalu.
"Bawa Laksana"
Sejujurnya, konsep ikhlas bakti bina bangsa berbudi bawa laksana sangatlah cocok untuk negeri Indonesia, bukan 'ikhlas harta demi kedudukan'. Hal menarik dari konsep tersebut semata-mata mengajak seluruh komponen bangsa agar memberikan setitik bakti untuk negeri ini, senantiasa teguh pada pendirian, dan menepati apa yang dikatakan.
Dalam etika Jawa dikenal satu ungkapan yang berbunyi sabda pandhita ratu, tan kena wola-wali, yang dapat dimaknai bahwa seorang pemimpin haruslah konsekuen untuk mewujudkan apa yang telah diucapkan. Kristalisasi dari ungkapan itu adalah perlunya pemimpin memiliki sifat bawa laksana. Dalam filsafat jawa, seorang raja (dan tentunya, demikian pulalah seorang pemimpin) harus memiliki sifat bawa laksana disamping sifat-sifat baik lainnya.
Ini tercermin dari ungkapan yang sering diucapkan Ki Dalang dalam setiap lakon wayang, yang berbunyi: dene utamaning nata, berbudi bawa laksana (sifat utama bagi seorang raja adalah bermurah hati dan teguh memegang janji).
Sifat bawa laksana dianggap mempunyai nilai yang sangat tinggi, sehingga ia harus dimenangkan apabila terjadi berbenturan dengan nilai-nilai lain, termasuk nilai-nilai keadilan dan kebenaran. Etika bawa laksana ini mengandung nilai yang bersifat universal. Di mana pun dan kapan pun juga, sikap tersebut pasti diakui sebagai mengandung nilai filsafat yang baik dan perlu dipegang teguh oleh semua orang.
Lantas, bagaimana dengan etika bawa laksana pemimpin negeri ini? Tanpa memberi komentar yang berlebihan, masyarakat barangkali sudah dapat memberikan penilaian terhadap kinerja para pemimpin negeri ini. Bercermin pada perilaku pramuka yang kental dengan nuansa ikhlas bakti bina bangsa dan berbudi bawa laksana agaknya dapat dijadikan pengobat kegelisahan negeri yang mendapat julukan zamrud katulistiwa. Selaras dengan tema HUT ke-42 Pramuka yang dicanangkan Kwarda Jateng yakni:
'Bersatu dalam Kebersamaan dan Bersama dalam Persatuan' Gerakan Pramuka selayaknya menjadi pelopor perlunya merekatkan kembali nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa menuju terciptanya kebersamaan untuk membangun bangsa di tengah-tengah kehidupan yang mengglobal. Setidaknya ada beberapa hal yang patut direnungsarikan sebagai bekal gerakan pramuka dalam menjadi pelopor persatuan dan kesatuan bangsa.
Pertama, pertajam serangkaian kegiatan yang bernuansa persatuan secara spesifik dengan mengaktifkan kegiatan di gugus depan sebagai basis pembinaan generasi muda.Kegiatan bersifat beregu yang merupakan refleksi dari pentingnya kebersamaan perlu ditingkatkan lebih aplikatif sebagai wujud pengalaman Dasa Darma pramuka.
Kedua, konsisten dan disiplin dalam menjalankan tugas sebagai internalisasi dari semboyan pramuka: ikhlas bakti bina bangsa berbudi bawa laksana. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan intensitas kegiatan bakti, baik kepada sesama dan lingkungan sekitar sebagai bentuk pengalaman Dasa Darma ke-2, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
Ketiga, mengamalkan nilai-nilai luhur gerakan pramuka dalam kehidupan sehari-hari dan responsif terhadap berbagai fenomena yang terjadi di lapangan. Wujud nyatanya dengan berpikir, berucap, dan bertindak yang baik dalam selubung kehidupan yang pluralis. Selebihnya menindakkritisi berbagai gagasan-gagasan yang bersifat inovatif demi kemajuan pramuka di masa depan.
Keempat, senantiasa menjalin interaksi dan koordinasi dengan organisasi lain dalam upaya membangun negeri Indonesia. Hal ini didasari atas pentingnya kebersamaan selaras dengan pepatah: 'Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh' Kebersamaan tersebut juga dapat menepis asumsi sementara orang bahwa pramuka adalah organisasi yang dijadikan 'anak emas' pemerintah.
Memandulah terus suatu saat akan kau temukan sesuatu yang indah! Dirgahayu Gerakan Pramuka! Semoga masih menjadi milik 'kita' semua sehingga mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa demi masa depan Indonesia tercinta. (artikel dipublikasikan pada 14 Agustus 2003 di Harian Suara Merdeka Semarang )
*Trimo, SPd, S2 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Andalan Kwarcab Kabupaten Kendal.
Tokoh Ilmuwan Muslim di Bidang Ilmu Pengetahuan
Bidang Ilmu Pengetahuan Agama

Ilmu Tauhid

Ilmu Tauhid ialah ilmu yang mempelajari tentang keimanan, keyakinan, dan akidah. Tokoh yang paling terkenal di bidang ilmu tauhid adalah Abu Hasan Al Asy'ari.

Abu Hasan Al Asy'ari adalah tokoh ilmuwan muslim di bidang ilmu tauhid. Beliau lahir di Baghdad tahun 873 M. Ajaran Abu Hasan Al Asy'ari dikenal dengan paham Asy'ariah. Adapun ajaran Asy'ariah yang berkembang sampai saat ini adalah sifat wajib Allah swt. ada 13 (wujud, qidam, baqa, mukhalafatul lilhawadis, qiyamuhu binafsihi, wahdaniyat, qudrat, iradat, ilmu, hayat. sama', bashar dan kalam) ditambah dengan 7 sifat maknawiyah (qadiran, muridan, 'aliman, hayyan, sami'an, basiran, mutakalliman), sehingga menjadi 20 sifat wajib bagi Allah swt.

Ilmu Fiqih

Ilmu fiqih adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara beribadah dan muamalah. Tokoh yang paling terkenal di bidang ilmu fiqih diantaranya adalah Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i, dan Imam Hambali. Ajaran mereka dikenal dengan sebutan Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i, dan Mazhab Hambali. Mereka dikenal sebagai mujtahid besar di bidang hukum Islam.

Imam Hanafi, nama lengkapnya adalah An Nukman bin Tsabit. Lahir tahun 700 M di Kufah, Irak. Ajarannya dalam ilmu fiqih adalah selalu berpegang pada Al-Qur'an dan hadis. Beliau tidak menghendaki adanya taklid dan bid'ah yang tidak ada dasarnya dalam Al Qur'an dan hadis. Dalam menetapkan hukum fiqih beliau bersumber pada Al Qur'an, hadis, qiyas dan ihtisan.

Imam Maliki, nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Malik bin Annas. Beliau lahir di Madinah tahun 716 M. Beliau merupakan ulama besar di kawasan Arab. Dalam menetapkan ilmu fiqih, beliau berpedoman pada Al Qur'an, hadis, ijma sahabat, dan kemaslahatan urf (adat) penduduk Madinah. Buku karangannya diantaranya adalah Al Muwaththa. Imam Maliki ini adalah guru Imam Syafi'i.

Imam Syafi'i, nama lengkapnya adalah Muhammad Ibnu Idris bin Abbas bin Usman Asy Syafi'i. Beliau dilahirkan di Palestina tahun 767 M. Menurut riwayat, beliau telah mahir membaca dan menulis Arab pada usia 5 tahun. Pada usia 9 tahun, beliau telah hafal Al Quran 30 juz. Pada usia 10 tahun, beliau sudah menghafal hadis yang terdapat dalam kitab Al Muwaththa karya Imam Malik. Di usianya yang 15 tahun, beliau lulus dalam spesialisasi hadis dari gurunya Imam Sufyan bin Uyaina, sehingga beliau diberi kepercayaan untuk mengajar dan memberi fatwa kepada masyarakat dan menjadi guru besar di Masjidil Haram, Mekah. Dalam menetapkan ilmu fiqih, Imam Syafi'i berpedoman pada Al Qur'an, hadis, ijma' dan qiyas.

Buku karangan Imam Syafi'i adalah Ar Risalah dan Al 'Um. Ajaran Imam Syafi'i terkenal dengan Mazhab Syafi'i yang banyak dianut oleh umat Islam di Indonesia, Asia Tenggara, Mesir, Baghdad, dan negara lainnya.


Imam Hambali, nama lengkapnya adalah Ahmad bin Hambal Asy Syaibani. Beliau lahir di Baghdad tahun 855 M. Ajarannya terkenal dengan nama Mazhab Hambali. Dalam menetapkan hukum fiqih, Imam Hambali berpedoman pada Al Qur'an, hadis, dan fatwa para sahabat.

Ilmu Akhlak

Ilmu Akhlak adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh ilmuwan muslim di bidang ilmu akhlak yang peling terkenal adalah Imam Ghazali.

Imam Ghazali, nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali. Beliau lahir di Iran tahun 1058 M. Beliau tokoh yang terkenal dalam bidang ilmu tafsir, ilmu fiqih, ilmu filsafat, dan ilmu akhlak. Karena keluasan ilmunya, beliau mendapat gelar Hujjatul Islam. Karya beliau diantaranya adalah Tahafut Al Falasifah, Huluqul Muslim, dan yang terkenal adalah Ihya' Ulumuddin.

Bidang Ilmu Pengetahuan Umum

Selain bermunculan tokoh-tokoh keislaman, pada masa Daulah Abbasiah telah lahir pula tokoh-tokoh ilmu pengetahuan umum, misalnya di bidang kedokteran, matematika, fisika, kimia, astronomi, dan sebagainya. Tokoh ilmuwan muslim yang terkenal dalam bidang ilmu pengetahuan umum ialah sebagai berikut.

Ibnu Sina, nama lengkapnya adalah Abu Ali Al Huzaini bin Abdullah Ibnu Sina. Ia adalah tokoh dalam bidang kedokteran dan filsafat. Beliau lahir di Bukhara, negara bagian Uni Soviet tahun 980 M. Pada usia 10 tahun, beliau sudah hafal Al Qur'an. Pada usia 16 tahun, beliau sudah menguasai ilmu biologi dan ilmu kedokteran, sehingga ketika usianya 17 tahun, ia dipanggil penguasa untuk mengobatinya sampai berhasil sembuh. Karya beliau diantaranya adalah Al Qanun fi Tibb (yang dalam bahasa Inggris disebut The Canon of Medicine), An Najad, dan Asy Syifa.

Al Farabi, nama lengkapnya adalah Abu Nasr ibn Muhammad ibn Turchan Uslaq Al Farabi. Ia lahir di Wasij, sebuah desa di Farab wilayah Transoxania, pada tahun 870-950 M/ 158-339 H. Ia adalah keturunan Turki yang sering dianggap sebagai guru kedua dari Aristoteles. Al Farabi merupakan seorang filosof yang memiliki wawasan pengetahuan yang luas. Hal ini dapat dilihat dari  karya dan pemikirannya dalam fushus Al Hikam, Al Mufarrikah, Al Madinah, dan Al Fadhillah.

Al Biruni, nama lengkapnya adalah Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al Biruni. Selain ahli dalam ilmu fisika, beliau juga menguasai ilmu astronomi. Diantara karyanya yang terkenal adalah kitab Al Atsar Al Bakiyya'an Al Qanun Al Khaliyyah, kitab Tafkhim li Awa 'i As Sina'a At Tanzum, Qanun Al Mas'udi fi Al Hayah wa An Nuzum.


Jabir ibn Hayyan, nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Jabir ibn Hayyan Al Kufi As Sufi. Ia lahir pada tahun 721-815 M/ 103-200H. Beliau terkenal sebagai seorang ahli kimia dari kalangan kaum muslimin. Karya tulisnya tidak kurang dari seratus buku tentang ilmu kimia. Diantara karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin adalah Book of Composition of Alchemy.


Al Khawarizmi, nama lengkapnya adalah Muhammad ibn Musa Al Khawarizmi. Ia wafat pada tahun 863M/ 249H. Beliau sangat terkenal dengan penemuan-penemuannya di bidang matematika. Diantara karya tulisnya yang terkenal adalah Al Mukhtasar fi Al Hisab Al Jabr wa Al Muqabalah.


Al Mas'udi, nama lengkapnya adalah Abu Hasan Ali ibn Husain ibn Ali Al Mas'udi. Beliau terkenal sebagai ahli geografi dan sejarah. Di antara karyanya yang terkenal adalah Zahir Al 'Ulum wa Ma Kana fi Sa'ir Ad Duhur, Al Istidzkar Lima Marra fi As Salif Al A'mar, dan Tarikh fi Akhbar Al 'Ulum Al Arab wa Al 'Azam.

SEMANGAT BERPRAMUKA=SEMANGAT BELAJAR!
selamat memperingati hari pendidikan nasional
2 Mei 2010
"Pramuka mengganggu belajar, tapi kami belajar dari Pramuka !
Pramuka mengganggu kesibukan, tapi kesibukan kami adalah Pramuka !
Pramuka mengganggu prestasi, tapi kami berprestasi karena Pramuka !
Pramuka membosankan, tapi kesenangan kami adalah menghilangkan kebosanan !
Pramuka minoritas, tapi kualitas kami mengalahkan kuantitas !"
"Scoutmaster Rahmat Kurnia"
Peperangan Di JAP 2010
Allhamdulillah setelah berperang di JAP 2010, akhirnya kita bisa mendapatkan 21 piala, lho? kok bisa??

gini nih ceritanya,,,,,

waktu itu, tepatnya tanggal 11 april 2010 kami berkumpul di sekolah pukul 05.00 sambil nunggu orang, ada yang sholat dulu di aula, mempersiapkan logistik, dll. setelah semuanya lengkap, para pinru memberiskan pasukannya. ada Regu Bison (kelas 7 putra + kak gilang), Banteng (kelas 8 putra), Kaktus (kelas 7 putri), dan Matahari (kelas 8 putri). Setelah dibariskan ada pengarahan dari kak rahmat dan Pak Iwa. Setelah pengarahan, transportasi pun tiba, kita berangkat!!

kami tiba di SMPN 1 Padalarang sekitar pukul 06.00 WIA(Waktu Indonesia Arief), WIE (Waktu Indonesia Elvandry), dan WIG (Waktu Indonesia Gideon).

Seperti lomba pada umumnya, diawali apel pembukaan.


Setelah Pembukaan lomba session 1 yaitu Paririmbon dimulai. Setelah Session 1 selesai, kami dipisah, barisan urutan ke 1 sampai ke 4 menuju ke mata lomba Pioneering, dan PPGD. Barisan 5 dan 6 menuju ke mata lomba pemetaan, dan ketangkasan. Barisan 7 dan 8 menuju ke mata lomba morse, semaphore dan gema nusantara.

Setelah Semua mata lomba diselesaikan, kami beristirahat sambil menunggu tampil PBB. Wah!! PBB pangkalan lain keren juga ya!! kita gak boleh kalah, kita harus semangat!! dan kata2 itu berhasil dibuktikan. Penampilan PBB kita keren banget!!

Setelah PBB, kita sholat, kemudian makan sambil menunggu hasil.

Inilah dia Saat yang ditunggu-tunggu, pengumuman pemenang..
semua regu berbaris di lapangan untuk melakukan apel penutupan JAP 2010 setelah itu pengumuman pemenang...

Allhamdullilah, kita mendapatkan 21 piala, yaitu :
1. Juara 3 Semaphore
2. Juara 1 Morse
3. Juara umum Morse
4. Juara 2 Gema Nusantara
5. Juara 1 Gema Nusantara
6. Juara Umum Gema Nusantara
7. Juara 3 Paririmbon
8. Juara 2 Paririmbon
9. Juara 1 Paririmbon
10. Juara Umum Paririmbon
11. Juara 2 Pioneering
12. Juara 1 Pionerring
13. Juara Umum Pionerring
14. Juara 3 PPGD
15. Juara 1 PPGD
16. Juara Umum PPGD
17. Juara 1 PBB
18. Juara Umum PBB.
19. Juara 1 Pinru Terbaik (A.N. M. Naufal A. I.)
20. Juara Umum Pinru Terbaik
21. Juara Umum JAP

Setelah Pengumuman Pemenang, kita menuju mushola untuk melaksanakan sholat ashar. Setelah Sholat kita siap-siap pulang.

Diperjalanan Pulang kita nyanyi-nyanyi lagu Pramuka, Jangan Menyerah, Laskar Pelangi, banyak lah sampe abis berapa album...

sesampainya disekolah, biasalah anak ScoutOne juga Narsis-Narsis. Kita Foto2 dulu

Itulah Pengalaman Kita, ScoutOne angkatan 4 dan angkatan 5 di Medan Perang JAP 2010


-SMPN1 Padalarang, 11 April 2010-


SETIA-SIAP-SEDIA!!
  • ScoutOne

    Islamic

    Healthy

    Healthy

    Technology

    Technology

    Creativity

    Creativity
  • Kotak Kritik Komentar dan Saran


    ShoutMix chat widget

    Pengikut