Pramuka Masih Eksis Gitu Loh...

Hari gini masih ikutan pramuka? Lontaran pertanyaan seperti ini masih sering dilontarkan kalau ada anak-anak SMP/SMA yang giat berkutat dengan kepramukaan. Padahal, dari pramuka, banyak nilai yang bisa dipetik, mulai dari ketekunan, kesetiakawanan, keterampilan, sampai pengalaman organisasi.

Coba saja lihat kegiatan teman-teman dari 26 SMA dan SMK di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang yang sibuk berlomba selama 3-4 April. Mereka mengadu kemampuan dalam Lomba Keterampilan dan Ketangkasan yang diselenggarakan SMAN 1 Salatiga. Peserta lomba ini terdiri atas 13 sangga (kelompok) putra dan putri.

Pada hari pertama mereka unjuk kemampuan akademik dengan mengisi soal dan bercerita dalam bahasa Inggris. Tema yang diangkat mengenai cerita rakyat dari Jawa Tengah. Selain itu, ada juga lomba teknologi tepat guna dengan tema botol plastik. Jadilah, ada yang membuat antena maupun alat budidaya tanaman dari limbah plastik itu.

Sementara pada hari kedua, mereka sudah harus berjalan kaki sejauh 14 kilometer dengan berhenti di empat pos yang akan dilewati. Di sana mereka harus menyelesaikan tugas, antara lain halang rintang, meniti tali, dan baris berbaris. "Asyik sekali lombanya. Soalnya banyak yang menantang," tutur Dwi Puji Astuti (16), perwakilan SMKN 2 Salatiga. Dwi mewakili timnya untuk memanjat dan meluncur menggunakan tali di ketinggian sekitar enam meter.

Komentar senada juga datang dari Erico Cahya (16), tim dari SMAN 2 Salatiga. Menurut Erico, tugas halang rintang menjadi pos yang paling menantang. Erico harus bersusah payah bersama timnya yang berjumlah tujuh orang untuk menyelesaikan tugas laiknya outbond.

Keasyikan ini yang membuat masih ada anak-anak SMA yang tetap menekuni pramuka. M Boing Norta Ellyadi (17), siswa kelas XI SMAN 1 Salatiga, termasuk seorang di antaranya. Saat ia kelas X, pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib, sehingga ada sekitar 300 siswa seangkatan Boing yang ikut pramuka. Namun, memasuki kelas XI, jumlahnya tinggal 40 orang. "Kadang sih suka ditanya temen. Ngapain ikutan pramuka. Dibilang enggak gaul. Tapi cuek saja, soalnya banyak yang bisa didapat dari sini," kata Boing.

Upaya untuk mempertahankan pramuka tetap eksis ini yang mendorong penyelenggaraan Lomba Keterampilan dan Ketangkasan (LKK). Menurut Ketua Panitia LKK SMAN 1 Salatiga, Chorintan Prabelia, kegiatan ini menjadi wadah agar para pramuka tingkat SMA tetap merasa bersemangat. Apalagi, saat ini pramuka di kalangan remaja sudah tidak setenar belasan atau puluhan tahun lalu.

"Walaupun sudah tidak seperti dahulu, tetapi pramuka tetap eksis," ujar Chorintan.
Revitalisasi Pramuka Jadi 'Sasaran'
Upaya revitalisasi yang dicanangkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dalam rangka mengembangkan gerakan kepramukaan perlu menyasar lingkup yang tepat.

"Lingkup yang terkait revitalisasi pramuka seperti organisasi, personal, infrastruktur, program," ungkap Pelaksana Harian Deputi Bidang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda Kemenpora RI, Sudradjat Rasid, Kamis (3/6/2010), di Jakarta.

Ia menilai pembaharuan gerakan kepramukaan di tingkat organisasi harus menjangkau semua tingkatan organisasi kepanduan mulai dari tingkat nasional hingga di bawahnya. "Sementara di tingkat personal, pelatih juga perlu memiliki wawasan luas agar penyampaian materi kepramukaan dapat menarik minat pemuda," ungkap Sudradjat.

Di bidang infrastruktur, lanjutnya, perlu adanya sarana prasarana di tiap kecamatan hingga kabupaten/kota untuk melaksanakan jambore atau kegiatan yang dekat dengan alam.

Sudradjat menuturkan untuk bidang program harus dicari suatu metoda yang mampu membedakan anak yang ikut pramuka dengan yang tidak. "Pada dasarnya pramuka ini bertujuan mulia untuk membentuk karakter yang ramah, analitis, kreatif, dinamis, dan mampu memimpin dirinya serta orang lain," ungkapnya di hadapan para penggiat gerakan kepramukaan.

PRAMUKA Berperan Cegah Kaum Muda Ketagihan Rokok
Diwujudkan Dalam bentuk SK Ketua Kwarnas
Jakarta, Pramuka Online - Hidup di lingkungan yang bersih menjadi dambaan dan tuntutan bagi semua pihak. Fenomena ini ditandai dengan banyaknya tuntutan dari berbagai kalangan untuk hidup di lingkungan yang bersih tanpa ada pencemaran.
Demikian pula, hak untuk menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok telah menjadi perhatian dunia. Namun dipihak lain iklan dari produsen rokok kian gencar menghiasi televisi, jalan-jalan protokol atau taman-taman kota. Tantangan yang cukup berat bagi pemerhati lingkungan dalam menperjuangkan hidup bersih dan sehat, terutama memberi pengertian kepada pecandu berat konsumsi rokok.
Menurut WHO diperkirakan tahun 2030 tingkat kematian dunia akibat konsumsi rokok akan mencapai 10 (sepuluh) juta orang setiap tahunnya dan sekitar 70% terjadi di Negara berkembang termasuk Indonesia. Banyak juga kalangan menyebutkan, bahwa usia perokok di Indonesia semakin tinggi, bahkan sudah merambah anak-anak dibawah umur, seperti anak-anak sekolah dasar (SD).
Rokok dan asap rokok merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Membasmi asap rokok tentu harus membasmi atau membatasi ruang perokok. Tidak mudah memang, tapi itu harus diperjuangkan dan perlu kerjasama semua pihak.
Gerakan Pramuka yang bertugas membina kaum muda Indonesia mempunyai peluang besar untuk mengatasi persoalan tersebut. Oleh karena itu, pada akhir bulan Desember 2007, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka bekerjasama dengan badan dunia WHO menyelenggarakan Training Of Trainers (TOT) Penanggulangan Masalah Rokok. TOT ini diikuti oleh para Pembina dan Pelatih Pembina Pramuka se-Jawa. Peran Pembina Pramuka benar-benar menjadi peran kunci dalam menjalankan tugas untuk memberikan penyadaran sejak dini kepada peserta didiknya. Upaya penanggulangan yang dimaksud di sini lebih ditekankan pada upaya pencegahan perilaku MEROKOK yang tidak saja mengganggu kesehatan bagi perokok juga bagi orang-orang di sekitarnya.
Sekretaris Jenderal Kwarnas, Dr. Joedyaningsih SW, M.Sc (PH) menegaskan bahwa, Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan kaum muda, sekaligus untuk mencegah agar dampak rokok tidak meluas di kalangan masyarakat khususnya anggota Gerakan Pramuka, Kwarnas mengeluarkan ketetapan dalam bentuk Surat Keputusan Ketua Kwarnas Nomor 095 tahun 2007 yang intinya memutuskan: (1) Pembina Pramuka, Pamong, Instruktur, Anggota Dewasa lainnya dan peserta didik tidak dibenarkan merokok pada saat kegiatan kepramukaan. (2) Setiap kegiatan kepramukaan apapun tidak dibenarkan melibatkan sponsorship, reklame, iklan dan sejenisnya dari perusahaan rokok dan turunannya. (3) Setiap kegiatan perkemahan Pramuka di semua tingkatan diupayakan Perkemahan Tanpa Asap Rokok. (4) Menciptakan kantor Kwartir di setiap tingkatan dan Gugusdepan tanpa asap rokok dan secara bertahap diwujudkan menjadi Kawasan Tanpa Rokok (KRT). (5) Setiap anggota Gerakan Pramuka wajib membantu mengambangkan wilayah atau Kawasan Tanpa Rokok. (6) Gerakan Pramuka bersama komponen bangsa lainnya untuk secara konsisten menyelamatkan kaum muda dari bahaya adiksi merokok dan turunannya.
Untuk itu, ujar Kak Joedy, tema yang diangkat pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) yang jatuh setiap tanggal 31 Mei 2008 relevan diperingati oleh Gerakan Pramuka, apalagi tema HTTS tahun 2008 yaitu "Tobacco Free Youth" dapat memberikan kontribusi positif yang baik bagi kaum muda Indonesia untuk berkampanye jangan mulai untuk merokok.
Begitu pentingnya arti sebuah kesehatan terutama pengaruh dari asap rokok, maka, Kwartir Nasional merasa sangat perlu menyelenggarakan acara ”Sarasehan Bebas Asap Rokok di Lingkungan Gerakan Pramuka” dengan menghadirkan narasumber antara lain DR. Kartono Mohamad yang membawakan materi ”Bahaya asap rokok dapat berawal dari rumah sendiri” dan Fuad Baradja (artis) penyampaian materi ”Kebiasaan merokok dalam masyarakat, khususnya kaum muda”
Harapan Pramuka adalah harapan kita semua dan oleh karenanya perlu mendapat dukungan penuh dari semua kalangan. Berhentilah merokok dari sekarang dan jangan coba-coba merokok bagi yang belum, dijamin hidup anda sehat, sejahtera serta lingkungan kita aman dan nyaman.
PERAN PRAMUKA TERHADAP GENERASI MUDA PRAMUKA DI ERA REFORMASI
Kepanduan atau pramuka adalah suatu medan gerak untuk anak atau peserta didik, oleh mereka dibawah pimpinan mereka sendiri, tempat kakak mereka(Pembina) memberikan kepada adik-adiknya suasana yang sehat dan menganjurkan agar mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang sehat,positif, inisiatif dan produktif yang akan membatu mereka dalam mengembangkan fungsi kewarganegaraan. Daya tarik yanbg kuat untuk mengenal alam di lingkungan hidup
Pembinanaan perseorangan (melalui kelompok kecil) lebih penting dari pada pembinaan massal, dalam hal perbaikan intelegensia, kekuatan jasmani dan karekter. Dalam pramuka bukan isi pelajaran yang terpenting guna melahirkan sesuatu secara benar, melainkan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang benar. Hal ini Nampak jelas dalam cara kerja regu dan pasukan penggalang. Mereka di bimbing untuk kerja sama dalam tim atau kelompok, regu atau rtegu kerja, kesempatan baik untuk bekerja sama mencapai suatu tujuan. Disitu tampak latihan berdemokrasi, bahkan itulah demokrasi Pancasila dalam prakteknya.
Jika kita megacu pada uraian arti kiasan lambang pramuka. Lambang pramuka yaitu nyiur, dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagai manapun juga. Apalagi sekarang sudah era globalisasi dan reformasi.
Gerakan serta semangat reformasi yang kini tengah terus bergulir menghendaki suatu perubahan tatanan baru dengan segala perbaikan, keselarasan dengan tuntuan yang lebih transparansi. Dilandasi dengan kejujuran, kebenaran, keadilan dan sementar disisi lain Gerakan Pramuka sebagai pelengkap pendidikan formal dan informal juga di tuntu ikut memberikan kontibusi positif terhadap lahirnya generasi baru di masa datang yang mampu diwarisi pesan-pesan moral reformasi.
Gerakan Pramuka tidak terkejut dan ikut latah tanpa arah. Karena sesuai dengan tujuannya Pramuka tetap eksis sebagai Gerakan Pendidikan Yang Nasionalis tanpa terpengaruh oleh berbagai perbedaan latar belakang. Format-format, visi dan misinya telah mengacu kepada perbaikan kondisi saat ini, demi terwujudnya Indonesia Baru.
Dewasa ini ada sebuah kenyataan yang teramat pahit atau mungkin juga sebuah cobaan dan tantangan yang teramat berat, ketika semakin banyak jumlah remaja penyandang masalah sosial. Mereka terjebak kedalam perilaku yang menyimpang dan telah lutut dan menghambakan dirinya kepada tata nilai asing. Mereka adalah saudara-saudara kita, yang berpotensi untuk menimbulkan berbagai problema sosial dimasyarakat. Di samping itu secara internal terdapat pula ketidak siapan mental dan rohani pada sebagian remaja, sehingga mereka gagal untuk mempertahankan diri dari pengaruh negative yang menyesatkan.
Gerakan Pramuka ditutut untuk menciptakan pesonanya sendiri, sehingga orang-orang muda lebih tertarik untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki, melalui wadah kepramukaan dengan kegiatan yang kreatif, educatif, inovatif dan penuh tantangan yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat kita.
Maka Gerakan Pramuka sangat merindukan eksistensi para anggota dewasanya dalam bembina, mengembangkan organisasi secara sukarela, dan terus menerus. Gerakan Pramuka sangat mendambahkan sebuah organisasi yang semakin mapan, semakin strategis, semakin antisipasi terhadap berbagai kendala, sehingga perjalanya mulus, lancar, dan sukses. Gerakan Pramuka sangat menginginkan tertibnya program pendidikan atau pelatihan baik bagi anak didik maupun anggota dewanya sehingga prosesnya lancer, tuntas dan berkualitas. Gerakan pramuka sangat mengharapkan bias mandiri dengan dana atau fasilitas yang pasti dan memadai.
  • ScoutOne

    Islamic

    Healthy

    Healthy

    Technology

    Technology

    Creativity

    Creativity
  • Kotak Kritik Komentar dan Saran


    ShoutMix chat widget

    Pengikut